Yuk Mulai Sekarang Lakukan Sedekah Rutin Dan Rasakan Manfaatnya!

Sedekah selain amalan yang membawa kebahagiaan terhadap sesama juga mengundang cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai umat Islam, ada banyak sekali keutamaan atau manfaat jika kita mengamalkan sedekah. Hal ini juga yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat yang dalam hidupnya tidak pernah ragu serta khawatir kekurangan harta dengan melakukan sedekah.

Sedekah juga sangat baik dilakukan di waktu lapang maupun sempit. Namun, ternyata ada banyak manfaat yang akan kita rasakan ketika rajin bersedekah, apa saja manfaat mengamalkan sedekah secara rutin? Yuk kita simak penjelasannya.

  1. Mengundang datangnya rezeki

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261, Allah melipat gandakan pahala orang yang berinfak dijalanNya, Allah berfirman : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261).

Wasilah bersedekah akan berbuah begitu banyak kebaikan yang datangnya tidak disangka-sangka oleh kita, bahkan balasannya melebihi ekspetasi yang ada dalam pikiran kita, karena kita bertransaksi dengan Allah bukan dengan makhluk yang pastinya tidak bisa dihitung menggunakan kalkulator manusia.

  1. Menolak Bala

Bala atau sering disebut juga sebagai musibah. Musibah itu datang dengan izin Allah, melalui perantara makhlukNya. sehingga Rasulullah bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak dapat mendahului sedekah” (HR. Baihaqi). Oleh karena itu, seringkali disebutkan untuk bersegera dalam bersedekah. Sebab tidak ada yang tahu kapan akan tiba musibah.

Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah bersabda, “Sedekah dapat menolak 70 macam bencana dan yang paling ringan (di antara bencana itu) adalah wabah penyakit kusta dan lepra,” (HR. Thabrani).

Sedekah menolak bala ini tidak hanya berlaku bagi orang beriman bahkan untuk orang yang tidak beriman juga, maka dari itu hendaklah kita orang yang beriman senantiasa merutinkan sedekah InsyaaAllah kita akan ada dalam perlindungan-Nya.

  1. Menyembuhkan Penyakit

Sedekah juga dapat menyembuhkan penyakit, Rasulullah bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit dengan bersedekah, dan siapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana” (HR. Thabrani). Bersedekah menandakan berserah diri, syukur, dan ingat kepada Allah. Dengan kasih sayang-Nya Allah akan angkat penyakit dari orang yang bersedekah.

Meskipun begitu, bukan berarti kita tidak perlu periksa penyakit ke dokter, tetap kita mesti berikhtiar untuk sembuh dengan cara beristirahat, minum obat, dan bersedekah. Kesembuhan yang kita dapatkan, sekali-kali bukan karena obat yang manjur, bukan juga dokter yang handal, melainkan karena kehendak Allah.

  1. Memanjangkan Umur

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sedekah orang muslim dapat menambah (memperpanjang) umurnya, dapat menunda kematian yang su’ul khatimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga kepada diri sendiri.” (HR. Thabrani). Dengan bersedekah pun artinya kita telah menjaga silaturahmi dengan saudara-saudara kita. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” (HR. Bukhari). Melalui wasilah sedekah ini bukan hanya bermanfaat bagi kita seorang diri tetapi membawa kebahagiaan dan keakraban bagi keluarga yang mungkin hubungannya kurang dekat, InsyaaAllah dengan manfaat bersedekah bisa membuat umur kita semakin berkah.

5. Menghapus Dosa

Selain memberikan manfaat di dunia, sedekah juga memberikan manfaat di akhirat kelak. Sedekah dapat menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu. Rasulullah bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api”. (HR. Tirmidzi).

Inilah 5 manfaat sedekah yang berguna untuk hidup kita di dunia maupun akhirat. Yuk #Orangbaik selalu semangat untuk bersedekah yang mendatangkan banyak manfaat untuk sesama, juga sangat besar pahalanya disisi Allah. Semoga setiap amal sholeh yang kita lakuka diterima oleh Allah, Aamiin.

Hukum Berkata Uff (Ah) pada Orang Tua Dalam Islam


Islam telah mengatur semua hal dalam kehidupan kita, mulai dari yang paling sederhana seperti cara berpakaian, hingga perkara yang berkaitan dengan warisan atau harta peninggalan. Begitu juga dengan akhlak anak kepada orang tua dan berbakti kepada orang tua

Dengan tegas, Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berperilaku dan berkata santun kepada orang tua. Salah satu hal yang dilarang dalam Islam adalah larangan berkata Ah kepada orang tua. Apakah hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an? Berikut penjelasan lengkapnya.

Larangan Berkata Ah Kepada Orang Tua

Hukum berkata Ah pada orang tua dalam Islam adalah dosa besar. Perkataan “ah” mengandung kekesalan, kemarahan, kejengkelan, ketidaksukaan, dan rasa enggan terhadap orang tua. Perkataan ini mampu melukai hati orang tua dan tentu Allah SWT tidak akan memberikan rida-nya.

Larangan ini telah dijelaskan dalam QS. Al-Isra’ [17] ayat 23 yang berbunyi:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dari ayat ini, kita tahu bahwa berkata “uff” atau “ah” kepada orang tua bukanlah perkataan terpuji. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kata “Uff” ini merupakan kalimat kejengkelan yang paling ringan. Seumpama ada kalimat dalam bahasa Arab yang lebih ringan daripada “uff”, maka Allah SWT akan sebutkan dalam Al Qur’an. 

Jadi, kalau kalimat kejengkelan yang paling ringan saja sudah dilarang oleh Allah SWT, apalagi sampai membentak atau kata-kata mengandung rasa kesal lainnya. Berbakti kepada orang tua adalah dengan menurunkan suara dan hanya menggunakan kalimat yang baik.

Mengapa Kita Dilarang Berkata Kasar ke Orang Tua

Tentu saja ada banyak alasan seorang anak harus berbakti kepada orang tua dan tidak sekalipun berkata kasar. 

  • Sejak bayi hingga kita dewasa, orang tua telah mencurahkan kasih sayangnya. Selain mendidik dan menyayangi kita, orang tua juga selalu mengupayakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Karena itulah, sudah seharusnya pula anak-anak menghormati dan menyayangi orang tuanya.

 

  • Hukum berbakti kepada orang tua adalah wajib bagi semua muslim. Membahagiakan orang tua juga menjadi wujud ketaatan kita kepada Allah SWT. 

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, no. 1900; Ibnu Majah, no. 3663)

Karena itulah, sebagai anak kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk berbakti dan membalas semua pengorbanan dan jasa yang dilakukan orang tua. 

 

  • Doa orang tua merupakan tiket kesuksesan dan keberhasilan seorang anak. Orang tua, khususnya Ibu, yang mendoakan anak-anak, doanya mustajab atau mudah dikabulkan.

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah, no. 3862)

Bahkan, saat orang tua hatinya tersakiti dan mereka melontarkan kalimat keburukan, maka kalimat tersebut juga menjadi kalimat yang mustajab. Maka, tentu kita harus memperlakukan orang tua sebaik mungkin.

 

  • Membahagiakan orang tua juga akan memberikan diri kita sendiri kemudahan, keberkahan, dan umur panjang. “Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Ahmad, 3:229; 3:266)

 

Cara Menjadi Anak yang Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Al Qur’an dan Hadist?

Berikut ini beberapa bentuk bakti kita kepada orang tua:

  • Menggunakan kata-kata yang lembut dan sopan. Menjauhi kalimat yang dapat menyakiti hati mereka, seperti larangan berkata Ah kepada orang tua tadi.
  • Bersikap tawadhu’ atau merendahkan diri di depan orang tua dan senantiasa mengasihi mereka.
  • Tidak menunjukkan ekspresi atau raut muka marah, jengkel, apalagi tajam kepada orang tua.
  • Tidak memotong atau mendahului perkataan mereka.
  • Menjawab panggilan orang tua dengan segera.
  • Tidak pelit dalam menafkahi orang tua karena orang tua adalah orang yang paling berhak dinafkahi setelah diri sendiri dan keluarga.
  • Senantiasa mendoakan kebaikan untuk mereka

Hukum berkata Ah pada orang tua dalam Islam adalah dosa besar. Rasulullah SAW mengatakan bahwa, “Allah SWT melaknat orang yang durhaka kepada orang tua, yang mencaci bapaknya dan mencaci ibunya.” (HR. Ibnu Abbas). Tentunya, kita pun pasti ingin membahagiakan orang tua seperti mereka selalu berusaha membahagiakan kita dari bayi hingga dewasa.

Cara Menghindari Sifat Hasad

Hasad merupakan sebuah sifat yang menggambarkan rasa iri hati. Seseorang yang memiliki sifat hasad tidak suka jika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Ia merasa bahwa hanya dirinya yang berhak untuk bahagia, untuk dianggap benar, bahkan mendapatkan pengakuan oleh orang lain. 

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sangat membenci sifat hasad dan memerintahkan kita untuk menerapkan cara menghindari sifat hasad. Bahkan, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang betul-betul melarang sifat ini:

Dari Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).

Sifat hasad tidak hanya merugikan orang lain, tetapi diri sendiri. Orang yang dipenuhi rasa iri dan dengki hidupnya tidak akan tenang dan cenderung ingin merusak kehidupan orang lain.

Ciri-Ciri Sifat Hasad

Ada beberapa ciri sifat hasad yang kerap hadir pada diri manusia. Berhati-hati dan segeralah introspeksi diri apabila sifat-sifat ini ada pada diri Anda:

 

  • Tidak Suka dengan Kebahagiaan Orang Lain

Orang yang hatinya dipenuhi dengan rasa dengki tidak menyukai kebahagiaan orang lain. Ia merasa bahwa orang lain tidak layak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Ia ingin kebahagiaan itu, apa pun bentuknya, hanya milik dirinya seorang.

  • Ingin Menjatuhkan Orang Lain 

Sifat hasad membuat kita begitu ingin menjatuhkan orang lain. Kita akan merasa senang melihat orang lain jatuh karena dengan begitu, ia tidak akan menjadi lebih baik daripada kita. Dalam taraf yang ekstrem, orang dengan rasa dengki tinggi akan melakukan segala cara, bahkan memfitnah dan menghasut agar orang yang dituju mendapatkan malapetaka.

  • Selalu Haus Akan Keinginan Duniawi

Orang yang diliputi oleh rasa dengki akan selalu haus akan keinginan yang bersifat duniawi. Ia bahkan terlalu serakah hingga apa yang dimiliki terasa tak pernah cukup. Uang, jabatan, ketenaran adalah tiga hal yang selalu ia kejar mati-matian.

Orang yang sudah terobsesi akan hal-hal duniawi tidak akan senang saat orang lain lebih baik darinya. Ia ingin semua keberuntungan di dunia menjadi miliknya. Ia bahkan bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar serta tidak sesuai dengan aturan agama demi memuaskan nafsunya yang tak pernah habis.

  • Berprasangka Buruk

Orang yang diliputi oleh rasa dengki akan selalu menganggap bahwa orang lain tidak tulus kepadanya. Ia merasa takut bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang lain adalah kedok untuk menghancurkan dirinya. Ia juga akan selalu menganggap bahwa kesuksesan orang lain berasal dari hal-hal yang buruk.

  • Merasa Resah

Orang yang hatinya dipenuhi rasa dengki akan selalu merasa resah. Ia ketakutan akan masa depan dan tidak pernah merasa tenang. Ia bahkan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Kondisi ini membuat seseorang menjadi kufur akan nikmat dari Allah SWT. Karena selalu resah, ibadahnya pun tidak khusyu’.

Cara Menghindari Sifat Hasad

Dengki atau hasad adalah sifat yang sangat merusak. Sifat ini bahkan dapat menjurus kepada kejahatan lain seperti fitnah, korupsi, bahkan pembunuhan.

Hasad adalah penyakit hati yang harus segera diobati. Maka dari itu, berikut cara menghilangkan hasad dari diri sendiri yang benar.

  • Lebih Mengenal Diri Sendiri

Kita harus menemukan cara lebih mengenal diri sendiri untuk bisa menghindar dari sifat hasad. Kenali kelebihan dan kekurangan diri kemudian asah kelebihan dan belajar untuk memperbaiki kekurangan.

Selain itu, pahami juga bahwa manusia lain juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, sehingga kita tidak perlu merasa iri.

  • Memaafkan Diri Sendiri

Beberapa orang merasa iri sebetulnya karena diri mereka sendiri. Mereka merasa kecewa dengan diri sendiri, merasa bahwa tidak mampu sebaik orang lain, dan tidak bisa meraih cita-cita yang diinginkan. 

Terkadang, yang perlu kita lakukan adalah menengok ke dalam diri kita sendiri lalu menghargainya. Kemudian, meminta maaf karena telah zalim terhadap diri sendiri.

 

Bagaimana cara memaafkan diri sendiri? Belajarlah menerima diri sendiri dan berbahagialah dengan kondisi kita. Dengan begitu, kita tak akan merasa iri dengan yang dimiliki oleh orang lain.

  • Menghindari Pemicunya

Pada era media sosial seperti sekarang, sulit untuk tidak terpapar oleh kehidupan orang lain. Bahkan, banyak orang yang memamerkan terang-terangan apa yang mereka miliki.

Kita tidak dapat mengontrol apa yang dilakukan orang lain, tetapi kita dapat mengontrol apa yang kita lakukan dan kita rasakan. Hindari pemicu rasa iri. Bila timbul rasa kesal karena unggahan atau cerita orang lain, segera tutup media sosial, hindari orang-orang yang membuat kita kesal, dan jangan menenggelamkan diri pada kedengkian yang berlebihan. 

Jika rasa iri tumbuh di hati, ambil air wudu dan berdoa kepada Allah untuk meminta rasa cukup dan syukur.

Pada dasarnya, manusia diciptakan dengan akal untuk mengontrol nafsu dan sifat-sifat buruk yang tumbuh karena hal itu. Maka dari itu, kita harus selalu berikhtiar untuk memperbaiki diri, mencari cara menghindari sifat hasad dan sifat buruk lain, serta tidak perlu meragukan rezeki dan nikmat dari Allah SWT.

5 Keutamaan Dzikir Pagi dan Petang, Jadikan Kebiasaan!

Melakukan dzikir pagi dan petang adalah hal yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dzikir pun bisa dilakukan dengan mudah sehingga siapa pun bisa mengerjakannya. Tentunya, melakukan dzikir dengan rutin akan memberikan banyak manfaat untuk yang melakukannya. Berikut ini adalah keutamaan dzikir pagi dan petang untuk yang rajin melakukannya.

Manfaat Dzikir Pagi dan Petang yang Paling Utama, Selalu Mengingat Allah SWT

Umat manusia mudah sekali tergiur dengan hal yang ada di dunia. Bahkan banyak yang lebih mengutamakan dunia dibandingkan akhirat. Itu juga lah yang menyebabkan banyak orang mulai lupa terhadap kewajibannya sebagai hamba Allah SWT.

Bila kita tak ingin terus terlena dengan dunia dan ingin mengingat Allah SWT, salah satu cara termudah yang bisa lakukan adalah berdzikir. Dengan memuji Allah SWT selama berzikir, kita pun tak akan lupa akan kebesaran-Nya dan bersyukur akan karunia yang Allah SWT berikan kepada kita.

Selain itu, Allah SWT akan mengingat pula hamba-Nya yang terus berdzikir pagi dan petang. Kita akan merasakan keberkahan dalam hidup karena kita terus mengingat Allah SWT meski sedang sibuk.

Diampuni Dosanya

Setiap manusia tak luput dari dosa. Tanpa sadar, dosa kita menumpuk setiap harinya dari yang kecil hingga besar. Mengingat dosa yang banyak itu mungkin akan membuat kita merasa sangat terpuruk.

Meski begitu, pintu ampunan tak akan Allah SWT tutup untuk kita. Mohonlah ampunan dengan berdzikir pagi dan petang, misalnya dengan mengucapkan “astagfirullah”. Kalimat istigfar ini menjadi dzikir harian yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, kita bisa turut melakukannya.

Mendapat Kasih Sayang Melimpah dari Allah SWT

Manfaat dzikir pagi dan petang lainnya adalah mendapatkan kasih sayang melimpah dari Allah SWT. Dalam surah Al Ahzab, Allah SWT memerintahkan manusia untuk bertasbih kepada-Nya setiap pagi dan petang.

Orang yang rajin berdzikir pagi dan petang akan sangat mencintai Allah SWT sehingga Allah SWT memberikan kasih sayang dan rahmat pada mereka. Kasih sayang yang diberikan juga akan melebihi dari apa yang kita bayangkan.

Jalan untuk Masuk Surga

Semua orang pasti ingin masuk surga. Namun, surga bukanlah hal yang semudah itu digapai. Bagaimanapun kita harus berusaha agar kita bisa memperoleh jalan yang mudah menuju surga.

Langkah pertama yang bisa kita perbuat adalah dengan dzikir sayyidul istighfar di pagi dan petang. Bacaannya adalah:

Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtani wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika. Wa wa’dika mastatho’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abu-u laka bini’matika ‘alayya. Wa abuu-u bidzanbii faaghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, yang mana beliau bersabda, “Barang siapa mengucapkan dzikir ini (sayyidul istigfar) di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum subuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari.)

Mendapat Perlindungan dan Dijauhi dari Gangguan Setan

Terakhir ada keutamaan dzikir pagi dan petang Al Matsurat yaitu mendapatkan perlindungan dan dijauhi gangguan setan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, tidak akan ada yang membahayakan seorang hamba yang membaca “Bismillaahi lladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un…’” sebanyak tiga kali setiap pagi dan sore.

Dari hadis riwayat At-Thabrani, Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa setan tidak bisa masuk ke rumah hamba yang membaca sepuluh ayat dari Al Baqarah. Kesepuluh ayatnya adalah satu ayat kursi, dua ayat sesudah ayat kursi, lalu ditutup dengan tiga ayat terakhir ayat Al Baqarah.

Penutup

Jika tidak banyak mengingat dzikir, kita bisa download dzikir pagi dan petang dalam bentuk video. Metode lainnya adalah dengan menyimpan dzikir pagi petang pdf di HP sehingga kita bisa membacanya di mana saja.

7 Keutamaan Sedekah Pada Anak Yatim Yang Perlu Diketahui

Kedudukan anak yatim dalam Islam begitu dimuliakan. Islam memerintahkan umatnya untuk mengasihi mereka, salah satu caranya adalah dengan bersedekah. Amalan ini memang bisa meringankan kehidupan anak-anak tersebut. Namun, manfaatnya ternyata lebih dari itu karena sesungguhnya sedekah ini yang akan jadi penolong hidup kita.

Lantas, apa saja sesungguhnya keutamaan bersedekah pada anak yatim?

Menjauhkan Diri dari Mara Bahaya

Menyantuni anak yatim adalah amalan yang disukai Allah swt. Maka tidak heran jika perbuatan ini akan mendatangkan pertolongan-Nya, salah satunya adalah perlindungan dari segala mara bahaya. 

Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits tentang sedekah anak yatim yang diriwayatkan oleh  Thabrani yang menyebutkan bahwa amal tersebut dapat menutup tujuh puluh pintu kejahatan.

Mendatangkan Rezeki

Allah swt menjanjikan rezeki bagi mereka yang bersedekah dengan ikhlas. Harta yang disedekahkan akan tergantikan dengan berbagai wujud kenikmatan. Tidak hanya materi, tapi bisa juga berupa nikmat kesehatan, kemudahan dalam segala urusan, dan dikelilingi orang-orang yang  baik.

Syafaat di Hari Kiamat

Manfaat sedekah pada anak yatim berikutnya adalah mendapat syafaat di hari kiamat. Orang-orang yang senantiasa bersedekah akan menjadi salah satu dari tujuh golongan orang yang dilindungi saat kiamat. Hal ini tercantum dalam HR. Bukhori yang berbunyi “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui”. 

Menghapuskan Dosa

Berbuat baik pada anak yatim juga akan membuka pintu ampunan bagi kita. Hadits Riwayat Tirmidzi mengibaratkan amalan ini dapat menghapus dosa-dosa di masa lalu bagaikan air memadamkan api. Taubat seorang hamba pun akan diterima.

Meski dijanjikan ampunan melalui sedekah, perlu diingat bahwa kita harus bersungguh-sungguh meninggalkan dosa setelah bertaubat.

Diberi Pahala Berlipat

Bersedekah akan mendatangkan pahala berlipat bagi si pemberi. Surah Al Baqarah ayat 261 menyebutkan bahwa kita akan mendapat ganjaran karena memberi sedekah. Diumpamakan, sedekah adalah sebutir benih yang kemudian memiliki tujuh bulir. Lalu, dari setiap bulir tersebut tumbuh 100 biji. Jadi, dapat dikatakan satu kali sedekah akan diganjar pahala sebanyak 700 kali lipat.

Mendatangkan Keberkahan pada Harta

Manfaat sedekah pada anak yatim yang ke enam adalah mendatangkan keberkahan pada harta. Sesungguhnya, dalam setiap harta yang kita miliki terdapat hak anak yatim. Oleh karena itu, menyisihkan sebagian saja untuk bersedekah sejatinya tidak akan mengurangi harta kita. Malah, keberkahan akan datang dalam berbagai wujud kenikmatan. 

Melapangkan hati

Sebagian dari kita mungkin masih menganggap sedekah adalah jalan untuk meringankan beban si penerima. Ternyata, amal ini juga membuat hati si pemberi terasa lapang bahkan merasa bahagia. 

Hal tersebut disebutkan dalam Hadits Riwayat Bukhori yang menyatakan bahwa perumpamaan orang pelit dan orang yang suka bersedekah adalah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang saat dipakai akan menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah akan merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya sehingga baju besi itu tidak meninggalkan bekas di kulitnya karena sedekah tersebut. 

Sementara itu, orang yang tidak suka bersedekah akan merasakan baju besinya mengikat kencang di tubuhnya akibat sulit bersedekah.

Demikian 7 keutamaan sedekah kepada anak yatim dalam ajaran Islam. Perbuatan baik ini tidak hanya sekedar membantu kehidupan pihak penerima tapi juga mendatangkan banyak kebaikan luar biasa untuk pihak pemberi. Semoga bermanfaat dan bisa menjaga semangat kita untuk selalu mengasihi anak yatim.

Mengenal Konsep Parenting Islam Lebih Dekat

Mendidik anak supaya menjadi pribadi yang taat bukanlah perkara yang mudah. Namun, jangan khawatir, ada panduan pola asuh anak menurut ajaran Islam yang dapat kita pelajari. Dari mana harus memulai? Kita bisa mengawalinya dengan memahami konsep dasar parenting islami.

Artikel ini akan mengulas pengetahuan dasar pola asuh anak berikut rekomendasi buku parenting Islam yang akan menambah wawasan kita.

Apa yang Dimaksud dengan Parenting?

Sebelum membahas tentang parenting menurut Islam, mari kita ketahui dahulu pengertian parenting menurut para ahli dan badan yang kompeten. 

Masud Hoghughi, seorang profesor fakultas psikologi di Universitas Hull, Amerika Serikat menyatakan bahwa parenting atau pengasuhan adalah hubungan antara orang tua dan anak yang mencakup berbagai dimensi dan sifatnya terus berkembang. Pengasuhan ini meliputi ragam aktivitas dari berbagai aspek, seperti fisik, emosional, juga sosial. 

Sementara itu, menurut Jane B Brooks, penulis buku the Process of Parenting, pengasuhan adalah rangkaian interaksi antara orang tua dan anak yang bertujuan untuk mendorong perkembangan anak. Selain itu, lingkungan sosial budaya tempat anak diasuh turut memberikan pengaruh terhadap interaksi tersebut.

Terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengartikan parenting sebagai interaksi yang terjalin antara orang tua dan anak yang dilakukan untuk meningkatkan aspek fisik, emosional, sosial, spiritual, serta intelektual. Interaksi ini dilakukan sejak anak dalam kandungan hingga ia dewasa.

Seperti Apa Parenting dalam Islam?

Lantas, bagaimana pola asuh yang dianjurkan oleh Islam? Berikut beberapa konsep pendidikan anak dalam Islam yang dapat kita terapkan.

  1. Mengasuh anak sesuai dengan tahapan usia

Tentu kita semua tidak asing dengan petuah Ali bin Abi Thalib untuk memperlakukan anak berdasarkan usianya. Pada tahap 0 sampai 7 tahun, orang tua hendaknya memperlakukan anak seperti raja yakni memenuhi segala kebutuhannya dan membuatnya merasa nyaman.

Selanjutnya, pada tahap usia 7 sampai 14 tahun orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak seperti tawanan. Artinya, anak mulai dikenalkan dengan konsep penghargaan dan hukuman. Beri dia apresiasi saat berbuat baik dan sebaliknya, beri dia hukuman yang wajar saat melakukan kesalahan.

Terakhir, pada tahap usia 14 tahun ke atas, anggaplah anak seperti sahabat. Jalin komunikasi yang baik dan sehat dengan bertukar pikiran dan pemberian tanggung jawab.

Jika kebutuhan dalam tiga tahap tersebut terpenuhi, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berempati.

2. Menanamkan keimanan sedari kecil

Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan iman dalam diri anak. Dilansir dari berbagai sumber, cara-cara tersebut di antaranya:

  • Mengajari anak mencintai Allah swt dan Rasulnya, misalnya melalui asmaul husna
  • Mengajari anak memuliakan Al Quran dengan membaca dan mempelajari isinya
  • Membiasakan anak mengingat Allah melalui dzikir
  • Mengajari anak untuk menghormati dan menghargai orang tua
  • Menasihati dan mengajarkan kebaikan

    3.
    Memberikan motivasi 

Memberikan motivasi pada anak bisa dilakukan dengan cara berbicara halus, tidak berbuat kasar, serta menyemangati anak saat berkegiatan.

Rekomendasi Bacaan Tentang Parenting Islam

Jika ingin lebih mendalami ilmu ini, berikut rekomendasi buku parenting Islam untuk Anda.

  • Smart Islamic Parenting, Mendidik dan Mencetak Buah Hati ala Nabi karya Ahmad Abi al-Musabih
  • Parenting Islami, Membentuk Anak Berkarakter karya Ridwan Abdullah Sani
  • Fitrah Based Education karya Ustaz Harry Hasan Santosa
  • Sentuhan Parenting karya Budi Ashari LC
  • Islamic Parenting, Pendidikan Anak Metode Nabi karya Syaikh Jamal Abdurrahman

Demikian ulasan mengenai konsep parenting Islam. Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk menjadikan anak pribadi yang taat.