Yuk Mulai Sekarang Lakukan Sedekah Rutin Dan Rasakan Manfaatnya!

Sedekah selain amalan yang membawa kebahagiaan terhadap sesama juga mengundang cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai umat Islam, ada banyak sekali keutamaan atau manfaat jika kita mengamalkan sedekah. Hal ini juga yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat yang dalam hidupnya tidak pernah ragu serta khawatir kekurangan harta dengan melakukan sedekah.

Sedekah juga sangat baik dilakukan di waktu lapang maupun sempit. Namun, ternyata ada banyak manfaat yang akan kita rasakan ketika rajin bersedekah, apa saja manfaat mengamalkan sedekah secara rutin? Yuk kita simak penjelasannya.

  1. Mengundang datangnya rezeki

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261, Allah melipat gandakan pahala orang yang berinfak dijalanNya, Allah berfirman : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261).

Wasilah bersedekah akan berbuah begitu banyak kebaikan yang datangnya tidak disangka-sangka oleh kita, bahkan balasannya melebihi ekspetasi yang ada dalam pikiran kita, karena kita bertransaksi dengan Allah bukan dengan makhluk yang pastinya tidak bisa dihitung menggunakan kalkulator manusia.

  1. Menolak Bala

Bala atau sering disebut juga sebagai musibah. Musibah itu datang dengan izin Allah, melalui perantara makhlukNya. sehingga Rasulullah bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak dapat mendahului sedekah” (HR. Baihaqi). Oleh karena itu, seringkali disebutkan untuk bersegera dalam bersedekah. Sebab tidak ada yang tahu kapan akan tiba musibah.

Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah bersabda, “Sedekah dapat menolak 70 macam bencana dan yang paling ringan (di antara bencana itu) adalah wabah penyakit kusta dan lepra,” (HR. Thabrani).

Sedekah menolak bala ini tidak hanya berlaku bagi orang beriman bahkan untuk orang yang tidak beriman juga, maka dari itu hendaklah kita orang yang beriman senantiasa merutinkan sedekah InsyaaAllah kita akan ada dalam perlindungan-Nya.

  1. Menyembuhkan Penyakit

Sedekah juga dapat menyembuhkan penyakit, Rasulullah bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit dengan bersedekah, dan siapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana” (HR. Thabrani). Bersedekah menandakan berserah diri, syukur, dan ingat kepada Allah. Dengan kasih sayang-Nya Allah akan angkat penyakit dari orang yang bersedekah.

Meskipun begitu, bukan berarti kita tidak perlu periksa penyakit ke dokter, tetap kita mesti berikhtiar untuk sembuh dengan cara beristirahat, minum obat, dan bersedekah. Kesembuhan yang kita dapatkan, sekali-kali bukan karena obat yang manjur, bukan juga dokter yang handal, melainkan karena kehendak Allah.

  1. Memanjangkan Umur

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sedekah orang muslim dapat menambah (memperpanjang) umurnya, dapat menunda kematian yang su’ul khatimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga kepada diri sendiri.” (HR. Thabrani). Dengan bersedekah pun artinya kita telah menjaga silaturahmi dengan saudara-saudara kita. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” (HR. Bukhari). Melalui wasilah sedekah ini bukan hanya bermanfaat bagi kita seorang diri tetapi membawa kebahagiaan dan keakraban bagi keluarga yang mungkin hubungannya kurang dekat, InsyaaAllah dengan manfaat bersedekah bisa membuat umur kita semakin berkah.

5. Menghapus Dosa

Selain memberikan manfaat di dunia, sedekah juga memberikan manfaat di akhirat kelak. Sedekah dapat menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu. Rasulullah bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api”. (HR. Tirmidzi).

Inilah 5 manfaat sedekah yang berguna untuk hidup kita di dunia maupun akhirat. Yuk #Orangbaik selalu semangat untuk bersedekah yang mendatangkan banyak manfaat untuk sesama, juga sangat besar pahalanya disisi Allah. Semoga setiap amal sholeh yang kita lakuka diterima oleh Allah, Aamiin.

Hukum Berkata Uff (Ah) pada Orang Tua Dalam Islam


Islam telah mengatur semua hal dalam kehidupan kita, mulai dari yang paling sederhana seperti cara berpakaian, hingga perkara yang berkaitan dengan warisan atau harta peninggalan. Begitu juga dengan akhlak anak kepada orang tua dan berbakti kepada orang tua

Dengan tegas, Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berperilaku dan berkata santun kepada orang tua. Salah satu hal yang dilarang dalam Islam adalah larangan berkata Ah kepada orang tua. Apakah hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an? Berikut penjelasan lengkapnya.

Larangan Berkata Ah Kepada Orang Tua

Hukum berkata Ah pada orang tua dalam Islam adalah dosa besar. Perkataan “ah” mengandung kekesalan, kemarahan, kejengkelan, ketidaksukaan, dan rasa enggan terhadap orang tua. Perkataan ini mampu melukai hati orang tua dan tentu Allah SWT tidak akan memberikan rida-nya.

Larangan ini telah dijelaskan dalam QS. Al-Isra’ [17] ayat 23 yang berbunyi:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dari ayat ini, kita tahu bahwa berkata “uff” atau “ah” kepada orang tua bukanlah perkataan terpuji. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kata “Uff” ini merupakan kalimat kejengkelan yang paling ringan. Seumpama ada kalimat dalam bahasa Arab yang lebih ringan daripada “uff”, maka Allah SWT akan sebutkan dalam Al Qur’an. 

Jadi, kalau kalimat kejengkelan yang paling ringan saja sudah dilarang oleh Allah SWT, apalagi sampai membentak atau kata-kata mengandung rasa kesal lainnya. Berbakti kepada orang tua adalah dengan menurunkan suara dan hanya menggunakan kalimat yang baik.

Mengapa Kita Dilarang Berkata Kasar ke Orang Tua

Tentu saja ada banyak alasan seorang anak harus berbakti kepada orang tua dan tidak sekalipun berkata kasar. 

  • Sejak bayi hingga kita dewasa, orang tua telah mencurahkan kasih sayangnya. Selain mendidik dan menyayangi kita, orang tua juga selalu mengupayakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Karena itulah, sudah seharusnya pula anak-anak menghormati dan menyayangi orang tuanya.

 

  • Hukum berbakti kepada orang tua adalah wajib bagi semua muslim. Membahagiakan orang tua juga menjadi wujud ketaatan kita kepada Allah SWT. 

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, no. 1900; Ibnu Majah, no. 3663)

Karena itulah, sebagai anak kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk berbakti dan membalas semua pengorbanan dan jasa yang dilakukan orang tua. 

 

  • Doa orang tua merupakan tiket kesuksesan dan keberhasilan seorang anak. Orang tua, khususnya Ibu, yang mendoakan anak-anak, doanya mustajab atau mudah dikabulkan.

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah, no. 3862)

Bahkan, saat orang tua hatinya tersakiti dan mereka melontarkan kalimat keburukan, maka kalimat tersebut juga menjadi kalimat yang mustajab. Maka, tentu kita harus memperlakukan orang tua sebaik mungkin.

 

  • Membahagiakan orang tua juga akan memberikan diri kita sendiri kemudahan, keberkahan, dan umur panjang. “Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Ahmad, 3:229; 3:266)

 

Cara Menjadi Anak yang Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Al Qur’an dan Hadist?

Berikut ini beberapa bentuk bakti kita kepada orang tua:

  • Menggunakan kata-kata yang lembut dan sopan. Menjauhi kalimat yang dapat menyakiti hati mereka, seperti larangan berkata Ah kepada orang tua tadi.
  • Bersikap tawadhu’ atau merendahkan diri di depan orang tua dan senantiasa mengasihi mereka.
  • Tidak menunjukkan ekspresi atau raut muka marah, jengkel, apalagi tajam kepada orang tua.
  • Tidak memotong atau mendahului perkataan mereka.
  • Menjawab panggilan orang tua dengan segera.
  • Tidak pelit dalam menafkahi orang tua karena orang tua adalah orang yang paling berhak dinafkahi setelah diri sendiri dan keluarga.
  • Senantiasa mendoakan kebaikan untuk mereka

Hukum berkata Ah pada orang tua dalam Islam adalah dosa besar. Rasulullah SAW mengatakan bahwa, “Allah SWT melaknat orang yang durhaka kepada orang tua, yang mencaci bapaknya dan mencaci ibunya.” (HR. Ibnu Abbas). Tentunya, kita pun pasti ingin membahagiakan orang tua seperti mereka selalu berusaha membahagiakan kita dari bayi hingga dewasa.

Cara Menghindari Sifat Hasad

Hasad merupakan sebuah sifat yang menggambarkan rasa iri hati. Seseorang yang memiliki sifat hasad tidak suka jika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Ia merasa bahwa hanya dirinya yang berhak untuk bahagia, untuk dianggap benar, bahkan mendapatkan pengakuan oleh orang lain. 

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sangat membenci sifat hasad dan memerintahkan kita untuk menerapkan cara menghindari sifat hasad. Bahkan, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang betul-betul melarang sifat ini:

Dari Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).

Sifat hasad tidak hanya merugikan orang lain, tetapi diri sendiri. Orang yang dipenuhi rasa iri dan dengki hidupnya tidak akan tenang dan cenderung ingin merusak kehidupan orang lain.

Ciri-Ciri Sifat Hasad

Ada beberapa ciri sifat hasad yang kerap hadir pada diri manusia. Berhati-hati dan segeralah introspeksi diri apabila sifat-sifat ini ada pada diri Anda:

 

  • Tidak Suka dengan Kebahagiaan Orang Lain

Orang yang hatinya dipenuhi dengan rasa dengki tidak menyukai kebahagiaan orang lain. Ia merasa bahwa orang lain tidak layak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Ia ingin kebahagiaan itu, apa pun bentuknya, hanya milik dirinya seorang.

  • Ingin Menjatuhkan Orang Lain 

Sifat hasad membuat kita begitu ingin menjatuhkan orang lain. Kita akan merasa senang melihat orang lain jatuh karena dengan begitu, ia tidak akan menjadi lebih baik daripada kita. Dalam taraf yang ekstrem, orang dengan rasa dengki tinggi akan melakukan segala cara, bahkan memfitnah dan menghasut agar orang yang dituju mendapatkan malapetaka.

  • Selalu Haus Akan Keinginan Duniawi

Orang yang diliputi oleh rasa dengki akan selalu haus akan keinginan yang bersifat duniawi. Ia bahkan terlalu serakah hingga apa yang dimiliki terasa tak pernah cukup. Uang, jabatan, ketenaran adalah tiga hal yang selalu ia kejar mati-matian.

Orang yang sudah terobsesi akan hal-hal duniawi tidak akan senang saat orang lain lebih baik darinya. Ia ingin semua keberuntungan di dunia menjadi miliknya. Ia bahkan bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar serta tidak sesuai dengan aturan agama demi memuaskan nafsunya yang tak pernah habis.

  • Berprasangka Buruk

Orang yang diliputi oleh rasa dengki akan selalu menganggap bahwa orang lain tidak tulus kepadanya. Ia merasa takut bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang lain adalah kedok untuk menghancurkan dirinya. Ia juga akan selalu menganggap bahwa kesuksesan orang lain berasal dari hal-hal yang buruk.

  • Merasa Resah

Orang yang hatinya dipenuhi rasa dengki akan selalu merasa resah. Ia ketakutan akan masa depan dan tidak pernah merasa tenang. Ia bahkan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Kondisi ini membuat seseorang menjadi kufur akan nikmat dari Allah SWT. Karena selalu resah, ibadahnya pun tidak khusyu’.

Cara Menghindari Sifat Hasad

Dengki atau hasad adalah sifat yang sangat merusak. Sifat ini bahkan dapat menjurus kepada kejahatan lain seperti fitnah, korupsi, bahkan pembunuhan.

Hasad adalah penyakit hati yang harus segera diobati. Maka dari itu, berikut cara menghilangkan hasad dari diri sendiri yang benar.

  • Lebih Mengenal Diri Sendiri

Kita harus menemukan cara lebih mengenal diri sendiri untuk bisa menghindar dari sifat hasad. Kenali kelebihan dan kekurangan diri kemudian asah kelebihan dan belajar untuk memperbaiki kekurangan.

Selain itu, pahami juga bahwa manusia lain juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, sehingga kita tidak perlu merasa iri.

  • Memaafkan Diri Sendiri

Beberapa orang merasa iri sebetulnya karena diri mereka sendiri. Mereka merasa kecewa dengan diri sendiri, merasa bahwa tidak mampu sebaik orang lain, dan tidak bisa meraih cita-cita yang diinginkan. 

Terkadang, yang perlu kita lakukan adalah menengok ke dalam diri kita sendiri lalu menghargainya. Kemudian, meminta maaf karena telah zalim terhadap diri sendiri.

 

Bagaimana cara memaafkan diri sendiri? Belajarlah menerima diri sendiri dan berbahagialah dengan kondisi kita. Dengan begitu, kita tak akan merasa iri dengan yang dimiliki oleh orang lain.

  • Menghindari Pemicunya

Pada era media sosial seperti sekarang, sulit untuk tidak terpapar oleh kehidupan orang lain. Bahkan, banyak orang yang memamerkan terang-terangan apa yang mereka miliki.

Kita tidak dapat mengontrol apa yang dilakukan orang lain, tetapi kita dapat mengontrol apa yang kita lakukan dan kita rasakan. Hindari pemicu rasa iri. Bila timbul rasa kesal karena unggahan atau cerita orang lain, segera tutup media sosial, hindari orang-orang yang membuat kita kesal, dan jangan menenggelamkan diri pada kedengkian yang berlebihan. 

Jika rasa iri tumbuh di hati, ambil air wudu dan berdoa kepada Allah untuk meminta rasa cukup dan syukur.

Pada dasarnya, manusia diciptakan dengan akal untuk mengontrol nafsu dan sifat-sifat buruk yang tumbuh karena hal itu. Maka dari itu, kita harus selalu berikhtiar untuk memperbaiki diri, mencari cara menghindari sifat hasad dan sifat buruk lain, serta tidak perlu meragukan rezeki dan nikmat dari Allah SWT.