Menjadi Sahabat Anak Yatim: Bagaimana Sedekah Bisa Mengisi Kehidupan Mereka dengan Kegembiraan

Islam mengajarkan kita bukan sekedar untuk menyantuni anak yatim, tapi memuliakan anak yatim. Dimana perlakuan itu harus kita pahami agar tidak menjadikan anak yatim sebagai objek belas kasihan seperti yang sering kita lihat fenomenanya disekitar kita.

Padahal saking istimewanya kedudukan anak yatim di mata Nabi, hingga Nabi menyampaikan sabda, “Aku dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini,” lalu beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkannya sedikit.” (HR Bukhari), begitu luar biasanya kedudukan orang yang memuliakan anak yatim bersama Nabi di hari nanti.

Maka dari itu mari kita jaga hubungan bersama anak yatim sebagaimana hubungan sahabat yang dekat, serta bagaimana sedekah bisa mengisi kehidupan mereka dengan kegembiraan? Juga kita satu presepsikan bahwa sedekah bukan hanya dengan uang tapi dengan berbagai cara lain seperti yang ada dibawah ini, yuk kita simak penjelasannya!

1. Memenuhi Kebutuhan Makan Harian Mereka

Kondisi serba keterbatasan khususnya bagi anak yatim yang tinggal di panti asuhan, konsumsi makan seadanya saja, harus mampu berbagi bersama temannya, hingga tak jarang porsi makannya kurang ketika pihak panti asuhan tidak memenuhi kebutuhan pangan hariannya.

Dengan sedekah pangan bisa membawa kebahagiaan untuk para anak yatim, terlebih dengan menu makanan yang tidak biasa mereka makan. Ada ganjaran terbaik untuk orang yang mempunyai kebiasaan sedekah makanan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain.” (HR. Thabrani).

2. Mengajak Tour Wisata Edukasi

Siapapun pasti bahagia jika ada yang mengajak main ke tempat wisata, apalagi bagi para anak yatim yang mungkin sangat jarang untuk bisa bermain ke suatu destinasi wisata. Program mengajak tour wisata edukasi ini akan sangat ditunggu-tunggu oleh mereka, ditambah lagi menyisipkan nilai edukasi akan menjadikan perjalanan mereka lebih berkesan dan bermakna.

3. Memberi Hadiah Pakaian Baru

Pakaian baru terlebih jenis yang mereka sukai akan membawa kebahagiaan di hati mereka, melihat kondisi yang ada dimana para anak yatim tidak memiliki banyak pakaian bahkan bisa dihitung dengan jari, hadiah ini akan sangat terpakai mungkin bisa menjadi salah satu baju favoritnya.

Dimana kita tahu Nabi juga mempunyai kebiasaan memberika pakaian kepada orang lain bahkan pakaian yang beliau cintai, seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran : 92).

4. Berkunjung Membuat Acara Kebahagiaan Di Panti Asuhan

Kadang rutinitas harian membuat mereka jenuh dan bosan meskipun kesehariannya berkumpul dengan teman-temannya, gak sering ada yang bertengkar, bercanda berlebihan, hingga hal-hal pengaruh dari kejenuhan tersebut.

Acara kebahagiaan yang kita adakan di Panti Asuhan salah satu momen mereka melepas kepenatan, muliakan mereka dengan perlakuan yang mungkin jarang mereka dapatkan, seperti memeluknya, bercanda ria, hingga memberi nasihat-nasihat ringan yang menenangkan hati mereka. Hal-hal seperti itu lah yang InsyaaAllah akan memasukan kebahagiaan ke hati mereka.

5. Mengajak Makan Ke Restoran

Mungkin tidak selalu restoran, tapi mengajak ke tempat yang bisa jadi mereka belum pernah merasakan menu makanannya, seperti akan steak, grill, susi, dan makanan enak lainnya. Dimana hal itu akan menjadi sebab masuknya kebahagiaan ke hati mereka meskipun hanya sekali merasakannya.

Program ngajak makan ke luar ini banyak dilakukan saat momen Ramadhan pada acara buka bersama, tapi akan lebih baiknya lagi ketika kita mengadakan di momen bulan biasa yang pada waktu jarang sekali orang membuat acara ngajak main ataupun makan diluar, mudah-mudahan ikhtiar itu mendapatkan balasan lebih besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Inilah beberapa ikhtiar yang kita bisa lakukan dalam bersedekah dengan berbagai potensi yang bisa membahagiakan anak yatim, dimana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Diantara amalan yang terbaik ialah memasukan kebahagiaan pada hati seorang mukmin, engkau membayarkan hutangnya, memenuhi kebutuhan (hidupnya), dan menghilangkan kesusahannya.” (Al Bani dalam Shahihul Jami’).

Yuk #Orangbaik selalu semangat untuk bersedekah yang mendatangkan banyak manfaat untuk sesama, juga sangat besar pahalanya disisi Allah. Semoga setiap amal sholeh yang kita lakukan diterima oleh Allah, Aamiin.

Maulid Nabi Muhammad SAW: Makna, Sejarah, dan Tradisi

Maulid Nabi Muhammad SAW sering disebut dengan Maulid Nabi atau Maulud saja (Arab: مولد النبي‎, Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW biasanya diperingati oleh umat muslim di Indonesia pada tanggal 12 Rabiul Awal pada penanggalan Hijriyah. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Makna dari Maulid Nabi Muhammad SAW

Menurut buku ’37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah’ karya H Abdul Somad, makna peringatan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Nabi Muhammad SAW.

Adapun makna lain yang bisa kita ambil dalam Maulid Nabi Muhammad, penjelasan selengkapnya ada dibawa ini.

1. Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad SAW

Perayaan maulid tidak hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Akan tetapi, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang meningkatkan ‘gizi’ spiritual kita, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang dibawanya, menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.

Terkadang selama ini kita terus berjalan, tanpa mau mengikuti amalan-amalan dan perkataan-perkataan Rasulullah. Dengan adanya momen semacam ini, satu hikmah paling besar, kita jadikan muhasabah cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani dan menjalankan sunahnya.

2. Merajut Persaudaraan, Merawat Kebersamaan

Hakikat perayaan Maulid Nabi Muhammad itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas diutusnya Nabi SAW ke dunia ini yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak, lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq beliau untuk diteladani, kemudian di akhir acara dilanjutkan dengan makan-makan bersama sebagai ajang mempererat tali persaudaraan.

Berbahagia dan bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah, tapi cara pengungkapan kebahagiaan itu hanya merupakan washilah (sarana) yang diperbolehkan untuk dilakukan. Setiap orang dapat memilih cara yang paling sesuai dengan dirinya untuk mengungkapkan hal tersebut.

3. Mensyiarkan Akhlaq Nabi Sebagai Teladan

Mungkin masih banyak sebagian dari kita yang belum banyak mengenal Nabi Muhammad SAW secara mendalam, dimana sangat banyak tuntunan dan akhlaq beliau yang bisa kita ambil untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai bagaimana teladan Nabi terhadap dirinya sendiri, keluarga, teman, hingga masyrakat luas yang ketika ikut teladani akan mendapatkan pahala dan mengundang syafaat Nabi di akhirat kelak.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata, “Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil, semoga Allah merahmatinya.”.

Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi bahwa dalam peringatan tersebut, Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya.

Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.

Sementara itu, di Indonesia sendiri sejarah Maulid Nabi Muhammad berkembang di tangan Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam.

Maka dari itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW

Di Indonesia ada berbagai macam tradisi dalam perayaan memperingati Maulid Nabi, kali ini ada 7 tradisi Maulid Nabi dari beberapa daerah, sebagai berikut:

1. Perayaan Meuripee, Banda Aceh

Di Banda Aceh, masyarakat Desa Lamglumpang memperingati Maulid Nabi dengan cara memasak bersama-sama. Menu wajib yang disajikan adalah daging sapi dengan kuah semacam kari. Kenapa disebut meuripee? Karena masyarakat di sana membeli sapi maupun keperluan dengan cara patungan atau meuripee.

2. Maulid Nabi di Sumatra Barat

Peringatan Maulid Nabi di Sumatra Barat dirayakan dengan cara setiap keluarga membuat pohon hias dengan uang kertas yang disebut Bungo Lado sebagai daunnya. Pohon hias ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan.

3. Kirab Ampyang Maulid Nabi di Kudus

Kirab Ampyang di Kudus diperingati tiap 12 Rabiul Awal. Kegiatan ini dilakukan dengan berbagi gunungan yang berisi nasi serta lauk pauk dan dibungkus daun jati.

4. Grebek Maulid di Kesultanan Yogyakarta

Perayaan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakatya ini selalu ramai dipadati masyarakat. Keraton akan mengeluarkan gunungan di halaman Masjid Besar Kauman, Yogyakarta dan warga akan berusaha mengambilnya.

5. Festival Endhog-endhogan di Banyuwangi

Tradisi endhog-endhogan di Banyuwangi mempunyai filosofi tentang kepedulian bersama melalui berbagi. Peringatannya dilakukan dengan mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah yang isinya nasi dan lauk-pauk).

Tradisi ini dilakukan oleh hampir tiap kampung maupun desa di Banyuwangi. Setelah diarak, jodang dan ancak dibawa ke masjid untuk dibacakan selawat dan doa. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian telur dan makan bersama.

6. Maulid Nabi di Lombok

Di Lombok, masyarakat akan membaca selawat nabi dan syair al-Barzanji. Di samping itu, akan diadakan berbagai lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung.

7. Maulid Nabi di Madura

Masyarakat Madura merayakan Maulid Nabi dengan membaca selawat selama sebulan penuh. Sebagai puncak, ibu-ibu akan membagi makanan untuk jamaah.

Dari penjelasan diatas, semoga kita bisa mengambil hikmah dan ilmu yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, juga menambah cinta kita terhadap Nabi Muhammad SAW agar senantiasa rajin bersholawat dan menteladani berbagai tuntunan yang beliau ajarkan, aamiin.

Mengukir Hafalan Abadi: Kisah Inspiratif Santri Penghafal Quran di Era 2023

Setiap orang pastinya punya target hidup yang ingin digapai, baik dalam hal duniawi maupun hal yang membawa kebaikan di hari nanti, salah satunya seperti menjadi penghafal Quran dimana kebaikan ini akan membahagiakan untuk diri sendiri saja bahkan sebagai wujud bakti seorang anak yang memberikan mahkota kepada orang tuanya di akhirat kelak, pastinya kita semua menginginkan pencapaian tersebut.

Oleh karena mari kita simak beberapa kisah inspirasi di bawah ini, bagaimana mengukir hafalan abadi menjadi penghafal quran di era saat ini yang InsyaaAllah bisa kita petik hikmah agar bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Kisah Hafizh yang Awalnya Malas dan Menolak Menghafal Quran

Mukhlis Ridho Firdaus, 17 tahun, merupakan santri penghafal Quran asal Garut, Jawa Barat, yang berjuang menuntut ilmu untuk menjadi seorang sastrawan. Mukhlis, sapaannya, adalah tiga bersaudara dari orang tuanya yang bekerja sebagai petani di Garut.

Awal perjalanannya menghafal Quran bukan berasal darinya, melainkan dari kedua orang tuanya. Bahkan, awalnya ia menolak keinginan orang tuanya yang memintanya menjadi penghafal Quran. Namun, hal itu berubah kala Mukhlis memasuki Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Takhassus Brebes. Di tengah lingkungan dan teman-teman penghafal Quran, ia justru termotivasi untuk hafal Quran 30 juz.

Meski demikian, ia akui kadang bertemu dengan rasa malas. Akan tetapi, rasa malas itu selalu kalah oleh motivasinya saat ini, yaitu orang tua. Ya, orang tua adalah alasan utama ia berusaha keras menajdi hafizh Qur’an. Dengan dukungan orang-orang terdekatnya, kini Mukhlis sudah mengkhatamkan hafalan 30 juznya dalam waktu satu setengah tahun. Mukhlis pun tak menyangka bahwa dirinya mampu menyelesaikan hafalan Alqur’an di pesantren.

Qadarullah, justru Mukhlis merupakan santri yang pertama khatam dan menjadi motivasi untuk santri lainnya. Kini Ia masih terus murajaah hafalannya agar selalu terjaga dan memperlancarnya.

Kisah Haru Ahmad, Ingin Bahagiakan Orang Tua di Surga Dengan Hafalan Quran

Kisah Muhammad Ghozali Akbar, berusia 9 tahun, bocah asal Kota Tegal, Jawa Tengah ini membuat terharu sekaligus memotivasi. Dia telah mencintai ayat-ayat suci Al-Quran sejak kecil, ia bahkan dapat menghafal 30 juz Quran dan 200 hadist. Bocah yang akrab disapa Ahmad itu memang termotivasi untuk menjadi Hafizul Quran setelah sang ayah meninggal dunia. Dengan menjadi penghafal Alquran, dia hanya ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan memakaikan mahkota di Surga kelak.

Alasan Ahmad sendiri untuk menjadi penghafal Quran memang sangat mulia, keinginannya hanya untuk membahagiakan kedua orang tuanya di surga kelak. Menurut sang ibu, Sri Ayu, jika Ahmad memiliki keinginan sendiri untuk masuk pesantren sejak dini. Semua itu bermula ketika sang ayahnya meninggal dunia pada tahun 2014. Ketika itu, ayahnya wafat secara mendadak. Namun Ahmad tak ingin merepotkan sang ibu, Ahmad lebih memilih masuk pesantren, disaat usianya masih 5 tahun.

Pendiri Pondok Pesantren De Muttaqin, Ike Muttaqin, bercerita Ahmad masuk ponpesnya pada 2016 menjadi satu-satunya santri yang tidak menangis saat pertama kali masuk. Ketika mendaftar di pesantren itu, Ahmad sudah menguasai Quran sebanyak 9 juz, tapi yang benar-benar lancar hanya 1 juz.

Kisah Penghafal Quran Cilik Anak Tukang Tarik Kabel Wifi di Gorontalo

Namanya, Siti Faradila Ali, sekolah di SDN 4 Paguyaman masuk kelas lima. Penghafal Quran cilik yang punya cita-cita sederhana. Dirinya ingin masuk Pesantren Al-Islam Gorontalo setelah lulus sekolah dasar. Karena katanya, pesantren tersebut akan menggratiskan biaya sekolah jika bisa menghafal Quran. Berikut kisah Siti, penghafal Al Quran 23 juz, anak tukang tarik kabel wifi.

Siti jadi penghafal Quran dari kelas satu SD sampai sekarang sudah menginjak 23 juz, dirinya mengaku jika yang menjadi motivasi menghafal Quran bermula saat nonton hafizh Quran di salah satu TV swasta nasional. Siti bercerita, sejak kelas satu sekolah dasar, ia mulai menghafal Quran. Namun sebelumnya, sejak usia dini, ia sudah dikenalkan dengan Quran oleh kedua orangtuanya. Sebelum masuk pesantren Siti belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an hanya di rumah saja.

Kisah Siti terbilang unik sebagai penghafal Quran, karena kesehariannya bersekolah formal, bukan di rumah tahfiz. Lantas bagaimana keseharian Siti dalam menghafal Al-Qur’an? Siti menjawab dengan detail bahwa setiap pagi setelah salat subuh, dia menghafal Al-Qur’an. Kegigihannya dalam menghafal Quran Alhamdulillah membuahkan hasil.

Begitulah beberapa kisah inspiratif dari para penghafal Quran cilik yang mudah-mudahan bisa kita ambil hikmahnya, juga sebagai inspirasi untuk lebih semangat mengejar cita-cita menjadi penghafal Quran. Siapapun bisa menggapai ini tidak ada yang tidak mungkin di sisi Allah, Barakallah fiikum.

Sedekah Digital: Memanfaatkan Platform Online Amalsholeh.com untuk Menyebarkan Kebaikan

Dalam era pesatnya kemajuan teknologi global saat, begitu banyak kemudahan yang bisa kita rasakan pada berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari transaksi pembelian online, membuka usaha berbasis online, mencari informasi yang lengkap melalui online, hingga berbagai kemudahan lainnya termasuk sedekah digital yang memudahkan kita dalam menyebarkan kebaikan.

Kita sebagai umat muslim tentunya jangan menutup diri dengan adanya kemudahan teknologi ini, dimana seperti kita ketahui siapa saja bisa menggunakan akses dalam memanfaatkan teknologi yang pengaruhnya bisa membawa dampak positif lebih parahnya lagi dampak negatif. Jadi bagaimana kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini agar bisa membawa dampak kebaikan?

Mari kita simak cerita dari Amalsholeh.com yang merupakan platform penggalangan dana online yang menjadi mitra bagi para NGO di Indonesia untuk menghimpun dana infak, sedekah, dan wakaf melalui berbagai program yang hadir. Menjadikan setiap lembaga filantropi memungkinkan untuk dapat berinteraksi dan membangun kepercayaan langsung kepada para donatur.

Cerita Berdirinya Amalsholeh.com

Wasilah. Bermula dari satu kata tersebut, yang pada akhirnya mampu menggerakan dan memperjalankan para anak muda yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam menyatukan harapan dan keinginan untuk menjadi #JembatanKebaikan yang mampu menghubungkan satu titik kebaikan ke berbagai titik kebaikan lainnya.

Sehingga ketika lahir berbagai aktivitas kebaikan ditengah masyarakat, di sana terdapat pula kontribusi kebaikan yang harapannya bisa menjadi AmalSholeh yang dapat mengundang lahirnya ketenangan, kebahagiaan dan keberkahan.

Memaksimalkan Berbagai Potensi Untuk Menyebar Kebaikan

Berbekal potensi dan kemampuan dari masing-masing individu, tercetuslah ide untuk membuat sesuatu yang dapat mengakomodir terciptanya misi menjadi berbagai aktivitas yang dicetuskan oleh para pencetus kebaikan.

Sejak saat itulah, Amalsholeh.com hadir sebagai media untuk menebarkan kebaikan kepada orang-orang sekitar agar semakin banyak kebaikan yang hadir melalui berbagai aktivitas yang dicetuskan oleh para pencetus kebaikan.

8 Kebaikan Menggunakan Platform Amalsholeh.com

Ada 8 keuntungan ketika menggunakan platform Amalsholeh.com, diantaranya :

1. Data Donatur Dapat Diambil

Data transaksi donatur kami simpan dengan lengkap dan kami berikan kepada lembaga atas persetujuan donatur.

2. Laporan Transparan

Semua kegiatan tercatat rapih dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun.

3. Dampak Kebaikan Yang Terasa

Laporan distribusi dan implementasi yang jelas dan bisa dilihat semua orang.

4. Tersedia Banyak Metode Pembayaran

Memudahkan semua orang untuk bersedekah tanpa harus pusing biaya admin. Nama bank yang bisa dipilih (BCA, BSI. BRI, Mandiri, Muamalat), dompet digital (Saku Kebaikan, Gopay, ShopeePay, Jenius).

5. Mudah Diakses

Bisa diakses kapan saja melalui website dan aplikasi Android juga iOS.

6. Kebaikan Mudah Mulai Dari Rp 1.000

Kebaikan bisa dimulai dari hal kecil, misal Rp 1.000 setiap hari.

7. Pencairan Cepat

Lembaga sebagai pemilik program bisa menarik dana kapanpun di hari kerja, dan kami proses di hari yang sama. Semakin cepat dan ditarik, semakin cepat program diimplementasikan.

8. Lembaga Terverifikasi

Lembaga terverifikasi saat menggunakan aplikasi Amalsholeh.com.

Beberapa Fitur Di Aplikasi Amalsholeh.com

Fitur pendukung yang ada di aplikasi Amalsholeh.com. , diantaranya :

1. Sedekah Rutin (SERU)

Fitur pembayaran donasi secara terjadwal tanpa perlu takut lupa, menggunakan saku kebaikan.

2. White Label Platform

Gunakan engine dan platform Amalsholeh.com. menggunakan brand sendiri tanpa perlu pusing teknologi.

3. QuranChat via WhatsApp

Layanan pencarian Quran dengan capat dan mudah, melalui chat WhatsApp.

4. Overlay Donasi untuk Live Streaming

Maksimalkan acara kajian online untuk menghimpun donasi secara LIVE, dengan cara scan barcode atau live donasi.

Perkembangan teknologi semakin pesat ini bisa kita manfaatkan untuk berbagai ikhtiar yang membawa kebaikan, salah satunya menitipkan kebaikan berupa sedekah dengan mudah hanya melalui online seperti apa yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Amalsholeh.com semangat terus untuk selalu menebarkan kebermanfaatan InsyaaAllah berbuah balasan yang mendatangkan keberkahan.

Keuangan Islam : Prinsip dan Praktik Perbankan Etis dalam Islam

Dewasa ini mungkin hampir seluruh masyarakat sudah akrab dengan yang dinamakan perbankan, apalagi di jaman yang serba canggih ini perbankan berperan cukup besar untuk memudahkan seseorang dalam bertransaksi baik itu hanya untuk sekadar menyimpa uang, menabung, berbelanja atau sebagai alat transaksi untuk menerima upah gaji.

Sederhananya perbankan adalah kegiatan atau sistem keuangan yang melibatkan berbagai aktivitas terkait uang, seperti menerima simpanan, memberikan pinjaman, dan menyediakan berbagai layanan keuangan kepada individu, perusahaan, dan lembaga lainnya. Institusi atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan perbankan disebut bank.

Kegiatan perbankan mencakup berbagai layanan dan transaksi, termasuk pengelolaan rekening tabungan dan giro, pemberian kredit dan pinjaman, pengelolaan investasi, pertukaran mata uang asing, transaksi pembayaran, dan lain sebagainya

Tujuan utama perbankan adalah mengalokasikan sumber daya keuangan dan memfasilitasi aliran uang dalam perekonomian. Bank berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana (depositor) dengan pihak yang membutuhkan dana (peminjam), sehingga membantu pembiayaan proyek, investasi, dan kegiatan ekonomi lainnya.

 

Layanan perbankan juga mencakup penyediaan sarana pembayaran, seperti kartu kredit, kartu debit, dan layanan transfer elektronik, yang mempermudah pelanggan dalam melakukan transaksi pembayaran atau pengiriman uang dengan cepat dan aman.

Namun dalam ajaran agama Islam sendiri terdapat prinsip dan beberapa aturan yang harus dipatuhi untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum syariah.Berikut penjelasannya, simak, yuk!

  1. Larangan Riba
    Riba, atau bunga, dianggap sebagai praktik yang haram dalam Islam. Dalam perbankan Islam, transaksi yang melibatkan bunga atau riba dilarang. Sebagai gantinya, perbankan Islam mengadopsi sistem bagi hasil, di mana keuntungan dan risiko dibagi antara bank dan nasabah.
  2. Larangan Maysir dan Qimar
    Maysir dan Qimar merujuk pada perjudian dan praktik spekulasi yang tidak jelas atau tidak pasti. Kedua hal ini juga dianggap sebagai praktik yang dilarang dalam Islam, dan oleh karena itu, transaksi berbasis perjudian atau spekulasi tidak diperbolehkan dalam perbankan Islam.
  3. Prinsip Kepentingan Bersama (Musharakah)
    Musharakah adalah bentuk kerjasama antara bank dan nasabah untuk melakukan investasi atau proyek tertentu. Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama.
  4. Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah)
    Mudharabah adalah bentuk kerjasama investasi di mana satu pihak (bank) menyediakan dana dan pihak lainnya (nasabah) memberikan usaha dan pengelolaan. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
  5. Prinsip Jual Beli (Murabahah)
    Murabahah adalah transaksi jual beli antara bank dan nasabah, di mana bank membeli aset atau barang atas permintaan nasabah dan menjualnya kembali dengan markup (margin keuntungan) yang telah disepakati.
  6. Prinsip Sewa (Ijarah)
    Ijarah adalah kontrak sewa atau leasing yang memungkinkan nasabah menggunakan aset atau barang milik bank dengan membayar biaya sewa sesuai kesepakatan.
  7. Prinsip Tanggung Jawab Sosial (Zakat dan Sadaqah)
    Perbankan Islam mendorong praktik tanggung jawab sosial dengan memberikan perhatian pada zakat (sumbangan wajib) dan sadaqah (sumbangan sukarela) untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
  8. Prinsip Penghindaran Aktivitas Haram
    Perbankan Islam menghindari berinvestasi dalam bisnis atau aktivitas yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti industri alkohol, perjudian, dan pornografi.
  9. Prinsip Transparansi dan Keadilan
    Perbankan Islam menekankan transparansi dalam transaksi dan praktik keadilan dalam berurusan dengan nasabah.

 

Beberapa prinsip tentang perbankan di atas mencerminkan pedoman etika dan moral dalam perbankan Islam, dengan tujuan memastikan transaksi berjalan sesuai dengan nilai-nilai agama dan memberikan manfaat yang adil bagi masyarakat. Perbankan Islam terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Seni Islam: Eksplorasi Kecantikan dan Simbolisme dalam Karya-karya Islam

Islam telah mempengaruhi seni dan karya sejak awal munculnya agama ini di abad ke-7 Masehi. Sebagai agama yang holistik dan mencakup aspek kehidupan secara keseluruhan, Islam telah memberikan pengaruh yang besar pada berbagai bentuk seni dan karya.

Seni dalam Islam merupakan perwujudan dari kreativitas dan ekspresi seni yang berasal dari budaya dan tradisi umat muslim yang terinspirasi oleh ajaran Islam. Seni dalam Islam mencakup beragam bentuk ekspresi, seperti seni kaligrafi, seni arsitektur, seni lukis, seni ukir, seni musik, seni tata rias, seni teater, dan masih banyak lagi. Seni dalam Islam memiliki karakteristik khas yang mencerminkan nilai – nilai agama, estetika, dan identitas budaya muslim.


Beberapa Bentuk Seni dalam Islam

Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi Islam menggunakan tulisan Arab yang indah dan artistik untuk menyampaikan ayat – ayat Al-Quran, hadis, doa, dan kata – kata yang bermakna spiritual. Seni kaligrafi dianggap sebagai bentuk ibadah dan kesenian yang tinggi dalam budaya Islam.

 

Seni Arsitektur
Arsitektur Islam dikenal dengan ciri khas bangunan masjid yang megah dan unik. Bangunan masjid biasanya memiliki kubah, menara, dan desain geometris yang rumit. Selain itu, seni arsitektur Islam juga tercermin dalam bangunan istana, mausoleum, dan bangunan publik lainnya.

Seni Lukis dan Ukir
Seni lukis dalam Islam sering menggambarkan tema – tema keagamaan, pemandangan alam, dan karya seni abstrak dengan unsur geometris. Seni ukir terlihat dalam hiasan – hiasan pada kubah, dinding, pintu, dan panel kayu pada bangunan, senjata, dan benda – benda seni lainnya..

Seni Tari
Tarian dalam Islam juga memiliki ragam variasi dan corak dari berbagai wilayah dan budaya muslim. Tarian sufi, misalnya, adalah tarian spiritual yang mencerminkan kecintaan dan kesenangan dalam beribadah kepada Allah.

Seni Teks dan Manuskrip
Seni tulisan tangan dan manuskrip Islam sering memperlihatkan hiasan – hiasan indah dan ilustrasi yang menghiasi halaman – halaman Al-Quran, hadis, dan karya sastra Islam lainnya.

Seni dalam Islam sering dipengaruhi oleh ajaran Islam yang mengutamakan kesederhanaan, keindahan, dan nilai – nilai spiritual. Dalam banyak seni Islam, unsur geometris dan abstrak menjadi representasi keberadaan Allah yang tak terbatas dan misterius. Seni dalam Islam juga sering mengandung pesan moral dan etika, serta merupakan sarana untuk menghormati, memuji, dan merayakan kebesaran Allah.

Penting untuk diingat bahwa seni dalam Islam dapat bervariasi antar wilayah dan berdasarkan interpretasi budaya lokal. Beberapa seni mungkin dapat diterima dan dianggap sah dalam satu komunitas muslim, tetapi dapat dianggap kontroversial atau dilarang di komunitas muslim lainnya.

Pengaruh Islam dalam seni dan karya juga mencerminkan keragaman budaya dan etnis dari wilayah – wilayah tempat agama ini berkembang. Seni Islam tidak hanya menggambarkan keindahan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan – pesan spiritual, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan merayakan keindahan ciptaan-Nya.

Ramadhan: Perjalanan Spiritual Berpuasa dan Berekfleksi dalam Islam

Apa saja jenis – jenis puasa dalam agama Islam?

Pada dasarnya ibadah puasa dalam Islam terbagi menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa sunnah berikut penjelasannya :


Puasa Wajib

  1. Puasa Ramadhan
    Puasa ini wajib dilaksanakan bagi umat Islam pada bulan Ramadhan, yaitu bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Puasa ini merupakan salah satu kewajiban utama bagi umat Muslim dan dianggap sebagai bulan yang penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan mengerjakan dan memaksimalkan amal ibadah lainnya pada bulan ini.

 

  1. Puasa Kaffarah
    Puasa kaffarah adalah puasa yang wajib dikerjakan sebagai hukuman atas pelanggaran tertentu ketika mengerjakan puasa Ramadhan, misalnya jika seseorang sengaja makan atau minum dengan sengaja saat berpuasa di bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan. Untuk menebus kesalahan tersebut, seseorang harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika seseorang tidak mampu untuk berpuasa, maka dia harus memberi makan 60 orang miskin.


Puasa Sunnah

Selain dua puasa wajib di atas, terdapat juga puasa sunnah (puasa yang dianjurkan tetapi tidak diwajibkan), seperti puasa enam hari pada bulan Syawal setelah bulan Ramadhan, puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, puasa pada hari senin dan kamis dan lain-lain. Puasa sunnah memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan umat muslim kepada Allah SWT.


Manfaat mengerjakan puasa Ramadhan

 

Perjalanan spiritual selama puasa Ramadhan adalah suatu proses pengalaman pribadi yang mendalam dan bermakna bagi setiap individu muslim. Puasa Ramadhan bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah, meningkatkan kesadaran diri, menjaga amarah, menahan diri dari hawa nafsu dan juga meningkatkan nilai ibadah untuk mendapatkan ridho-Nya.


Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan biasanya seseorang mengalami beberapa aspek perjalanan spiritual, berikut contohnya :

  • Meningkatkan Ibadah

Selama bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Quran, mengerjakan shalat sunnah, dan perbanyak berdoa kepada Allah SWT. Dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah akan membantu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  1. Melatih Kesabaran
    Menahan diri dari lapar, dahaga dan hawa nafsu selama berpuasa memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Puasa di bulan Ramadhan menjadi kesempatan untuk melatih kesabaran dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan dalam hidup.
  2. Refleksi Diri
    Puasa Ramadhan memberikan banyak waktu untuk merenung, mengevaluasi perbuatan dan tindakan kita, serta memperbaiki perilaku. Ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi dan meningkatkan kualitas diri sebagai seorang muslim.
  3. Kepedulian Sosial
    Puasa di bulan Ramadhan juga mengajarkan untuk bisa berempati dan peduli terhadap orang – orang yang kurang beruntung. Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, dengan begitu umat Islam dilatih untuk lebih peka terhadap sesama.
  4. Meningkatkan Nilai Diri
    Puasa di bulan Ramadhan adalah saat yang baik untuk membuat kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk, seperti berbicara kasar atau ghibah (menggunjing). Tujuan utamanya adalah menjadi pribadi yang lebih bermoral.
  5. Memperkuat Hubungan dengan Keluarga dan Masyarakat
    Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak waktu kebersamaan dengan keluarga dan komunitas muslim lainnya. Berbuka dan makan sahur bersama dengan keluarga tercinta atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan bersama – sama dapat memperkuat ikatan sosial dan spiritual.
  6. Mendekatkan Diri Kepada Allah
    Puncak perjalanan spiritual selama bulan Ramadhan adalah meraih keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan menjalankan ibadah dan amalan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan, umat muslim berharap dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah.

Perjalanan spiritual selama puasa Ramadhan adalah pengalaman pribadi yang unik bagi setiap umat Islam. Sangat dianjurkan untuk dapat memaksimalkan bulan Ramadhan dengan melakukan ibadah dan amalan dengan tulus dan ikhlas, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Peran Wanita dalam Islam: Perspektif Pemberdayaan dan Kesetaraan Gender

Peran wanita dalam kesetaraan gender dalam Islam telah menjadi topik yang menarik dan terus berkembang sepanjang sejarah. Pandangan mengenai peran wanita dalam Islam beragam, dan interpretasi terhadap teks-teks Islam juga dapat bervariasi di antara berbagai budaya dan konteks sosial.

Saat ini pembicaraan mengenai kesetaraan gender sedang marak-maraknya menjadi isu yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat banyak yang menilai bahwa kedudukan wanita belum sesuai dengan porsi yang seharusnya.

Didalam ajaran agama Islam laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Allah SWT untuk saling melengkapi, sehingga menimbulkan hubungan timbal balik di antara keduanya.


Lalu bagaimanakah Islam mengatur kedudukan antara wanita dan laki-laki? Yuk, simak penjelasan lengkapnya


Kedudukan Seorang Wanita dan Laki-laki Dalam Pandangan Islam

1.Kesetaraan Dihadapan Allah

Dalam pandangan Islam, kedudukan dan kesetaraan gender memiliki beberapa aspek yang harus dipahami dengan cermat. Islam mengakui bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan di hadapan Allah, tetapi juga mengakui perbedaan-perbedaan tertentu dalam peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan wanita.

Dalam Islam, baik laki-laki maupun perempuan dianggap sama di hadapan Allah dalam hal hak-hak dasar, tanggung jawab moral, dan ibadah. Keduanya memiliki berhak untuk mencari rida (keridhaan) Allah dan masuk surga.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 8)

2. Peran dan Tanggung Jawab yang Berbeda

Islam mengakui perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dan menyatakan bahwa masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam masyarakat dan keluarga. Misalnya, laki-laki diamanahi sebagai pemimpin keluarga dan bertanggung jawab untuk memberikan nafkah, sementara perempuan memiliki peran penting sebagai ibu dan istri yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak-anak dan rumah tangga.

3. Perlindungan Hak-hak Perempuan
Islam menekankan perlindungan hak-hak perempuan dan melarang segala bentuk kekerasan, penindasan, atau perlakuan tidak adil terhadap mereka. Perempuan dalam Islam memiliki hak untuk pendidikan, pekerjaan dan kepemilikan harta.

4. Posisi Perempuan dalam Masyarakat
Islam mengakui peran penting perempuan dalam masyarakat dan mendorong partisipasi mereka dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, dan sosial. Sejarah Islam mencatat bahwa perempuan memiliki peran aktif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sebagai cendekiawan, pebisnis, dan penyuluh agama.

Namun, walaupun Islam mengakui kesetaraan di hadapan Allah dan melindungi hak-hak perempuan, terkadang pada pelaksanaanya dalam budaya dan tradisi tertentu belum mencerminkan sepenuhnya prinsip-prinsip kesetaraan gender menurut Islam. Beberapa masalah timbul karena adanya interpretasi yang beragam dari ajaran Islam dan campur tangan budaya atau tradisi dalam menafsirkan hukum-hukum Islam.

Penting untuk diingat bahwa pandangan tentang kesetaraan gender dalam Islam dapat bervariasi di antara berbagai kelompok dan budaya, dan banyak perdebatan tentang cara terbaik untuk mengartikannya dalam konteks masyarakat kontemporer. Akibatnya, ada berbagai pendekatan dan interpretasi tentang isu-isu ini dalam dunia Muslim.

Nabi Muhammad SAW: Kisah, Ajaran, dan Warisan Sang Penutup Nabi

Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir dalam agama Islam dan menjadi suri teladan bagi umat muslim. Kisah hidupnya dan ajaran yang disampaikan menjadi landasan dan pedoman utama dalam memahami dan mengamalkan agama Islam. Bagaimanakah kisah hidup sang Rasulullah? Yuk, simak kisah lengkapnya :
Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal (tahun Gajah) atau sekitar tahun 570 Masehi di Mekah, sebuah kota di semenanjung Arab yang pada saat itu dikuasai oleh suku Quraisy. Beliau merupakan anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, kakeknya, Abdul Muthalib, telah bermimpi tentang keagungan dan keberkahan keturunannya.

Ayah Nabi Muhammad, Abdullah adalah seseorang yang memiliki akhlak mulia dan bijaksana. Namun, Abdullah meninggal dunia sebelum kelahiran Nabi Muhammad, sehingga beliau menjadi yatim piatu sejak dalam kandungan. Setelah lahir, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang merupakan pemimpin suku Quraisy di Mekah.

Ketika Nabi Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah meninggal dunia, dan beliau tinggal bersama kakeknya hingga usia delapan tahun. Kemudian, setelah kakeknya wafat, beliau tinggal dengan pamannya, Abu Thalib, yang sangat mencintai dan melindungi beliau sepanjang hidupnya. beliau tinggal dengan pamannya, Abu Thalib, yang sangat mencintai dan melindungi beliau sepanjang hidupnya.

Masa Muda Nabi Muhammad SAW: Awal Perjalanan Menuju Kenabian

Masa muda Nabi Muhammad merupakan periode yang menarik dalam kehidupannya yang penuh dengan peristiwa yang menjadi landasan bagi misi kenabian dan dakwah Islam. Pada masa ini, karakter dan kepribadian beliau mulai terbentuk, dan kejujuran serta kebijaksanaannya telah menarik perhatian banyak orang di sekitarnya.

Nabi Muhammad dikenal dengan sifat kejujuran dan kepercayaan yang tinggi. Kehandalan dan kebijaksanaannya dalam berdagang, serta integritasnya dalam berhubungan dengan orang lain, membuatnya mendapatkan julukan Al-Amin (yang dipercaya) dan As-Sadiq (yang jujur) dari masyarakat Mekah.
Pada usia 25 tahun, Rasulullah menikahi Khadijah, seorang pedagang kaya dan seorang janda yang berusia 40 tahun. Perjodohan ini menjadi awal dari sebuah kisah cinta tulus dan kesetiaan yang luar biasa yang menjadi inspirasi bagi seluruh umat islam. Khadijah menjadi sosok pendukung dan menjadi teman terdekat beliau dalam perjuangan hidup dan dakwahnya. Ibunda Khadijah banyak berperan penting dalam sejarah perkembangan dakwahnya Rasulullah.

Masa Kenabian Nabi Muhammad SAW

Masa kenabian Rasulullah adalah periode paling penting dalam kehidupan beliau dan sejarah umat Islam, di mana beliau menerima wahyu dari Allah SWT dan diangkat sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Masa kenabian ini merupakan periode keagungan dan petunjuk dari Allah yang membawa cahaya petunjuk bagi umat manusia. Berikut adalah gambaran tentang masa kenabian Rasulullah :

1. Menerima Wahyu Pertama

Pada usia 40 tahun, ketika bermeditasi di Gua Hira, didekat Mekah. Rasulullah menerima wahyu pertamanya dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Wahyu pertama tersebut berbunyi, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)

2. Misinya sebagai Utusan Allah
Dengan menerima wahyu pertama ini, Rasulullah diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah, yang tugasnya adalah menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia dan membimbing mereka menuju jalan yang lurus. Misinya adalah menyampaikan ajaran tauhid (keesaan Allah) dan membebaskan manusia dari penyembahan berhala serta perbuatan-perbuatan jahiliah yang menyimpang.

3. Penyampaian Ajaran Islam

Selama masa kenabian, Rasulullah secara aktif menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakatnya. Beliau mengajarkan prinsip-prinsip tauhid, akhlak mulia, keadilan sosial, dan moralitas yang tinggi. Dakwah beliau menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, etika, hukum, dan muamalah (hubungan sosial dan ekonomi).

4. Perlawanan dan Penindasan

Dakwah Islam yang disampaikan oleh Rasulullah tidak selalu diterima dengan baik oleh semua orang. Beliau menghadapi perlawanan dan penindasan dari para penguasa kafir dan kaum musyrik Mekah yang tidak ingin kehilangan kekuasaan dan mengancam stabilitas sosial yang telah mereka ciptakan.

5. Hijrah ke Madinah

Dalam situasi yang semakin sulit di Mekah, Rasulullah dan para pengikutnya hijrah (bermigrasi) ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa hijrah ini menjadi titik balik dalam sejarah Islam dan menandai permulaan era Islam yang lebih kuat dan mapan.

6. Kedamaian dan Perjanjian di Madinah

Di Madinah, Rasulullah membangun sebuah negara Islam yang berdasarkan perjanjian antara Muslim dan non-Muslim. Beliau memberikan perlindungan dan kebebasan beragama bagi semua warga Madinah dan menetapkan tata cara hidup bersama dalam keadaan damai.

7. Penaklukan Mekah dan Penyebaran Islam

Setelah beberapa tahun berjuang dan memenangkan pertempuran, Rasulullah berhasil membebaskan Mekah dari penindasan dan mengumumkan pembebasan untuk para musuh yang dulu pernah menganiaya beliau. Kemenangan ini menandai kesetiaan dan akhlak mulia Nabi Muhammad dalam menghadapi musuh-musuhnya.

 

Pilar-Pilar Islam: Panduan Komprehensif tentang Lima Landasan Utama

Dalam ajaran agama Islam terdapat Rukun Iman dan Rukun Islam yang menjadi landasan atau pondasi utama bagi setiap umat muslim.

Dalam ajaran agama Islam sendiri terdapat lima pillar utama dari rukun Islam yang harus diamalkan bagi seorang muslim. Seseorang bisa dikatan sebagai umat muslim jika mampu mengamalkan lima pillar utama yang telah ditetapkan.

Pada artikel ini akan mengulas mengenai lima pillar utama dalam ajaran agama Islam yang disebut dengan rukun Islam. Yuk, simak penjelasan lengkapnya :

Apa itu Rukun Islam?

Kelima rukun Islam ini terdiri dari mengucapkan dua kalimat syahadat, menjalankan sholat, mengerjakan puasa, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji (bagi mereka yang mampu).

Rukun Islam tentu menjadi pondasi sekaligus pedoman kehidupan beragama bagi umat muslim untuk menggapai Ridhonya Alllah Subhanahu Wa Ta’ala. Rukun Islam merupakan amalan yang wajib dilaksanakan bagi seorang muslim untuk menyempurnakan keimanan seseorang.

Berikut hadist yang menjelaskan mengenai rukun islam yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari. Berikut lafal hadits tentang rukun Islam dan artinya.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ. [رواه البخاري]

 

Artinya :  Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra., ia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima: Bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa ramadhan.”(HR. al-Bukhari)

Pada hadist ini menjelaskan bahwa Islam jika diumpamakan sebagai bangunan maka terdapat lima tiang utama. Jika salah satu tiang ada yang hilang, bangunan akan tetap berdiri namun akan kurang penyempurnaanya. Namun ketika kelima tiang tersebut hilang, maka Islam akan hancur.

Hadits rukun islam tersebut mengumpamakan islam sebagai bangunan dengan lima tiang. Apabila salah satu hilang, maka bangunan tetap bisa berdiri meski kurang salah satu penyempurnanya. Namun ketika kelima tiang tersebut hilang, maka Islam akan runtuh. 

Penjelasan Mengenai Rukun Islam
Dalam ajaran agama Islam setiap rukunnya memiliki syarat dan ketentuan yang harus diketahui oleh semua umat muslim. Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk mempelajari dan memahami apa saja ketentuan dari masing-masing rukun dalam ajaran Agama Islam.

Setiap rukun yang terdapat dalam ajaran Islam dilaksanakan dengan beberapa syarat dan ketentuan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi umat muslim untuk memahami apa dan bagaimana ketentuan dalam setiap rukun atau pondasi tersebut. Seperti pada penjelasan di bawah ini yang akan menjelaskan urutan dari rukun Islam :


  1. Membaca Syahadat
    Rukun Islam yang pertama adalah membaca syahadat, syahadat merupakan sebuah persaksian dan pernyataan keimanan seseorang yang meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan dan rasul Allah.

    Lafadz dua kalimat syahadat adalah sebagai berikut. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
    Artinya : “Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah.”

  2. Mengerjakan Shalat
    Rukun Islam yang kedua yaitu mengerjakan Shalat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: صَلُّوا كمَا رَأيتُمُونِى أُصَلَّي Artinya : “Shalatlah, sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR Bukhari). Barangsiapa yang menjaga shalatnya, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat serta dijanjikan oleh Allah untuk masuk ke dalam Surga.

    Shalat adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh semua umat muslim, sesuai dengan tata cara dan syarat yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

    3. Melaksanakan puasa
    Rukun Islam yang ketiga adalah melaksanakan puasa, sama seperti halnya ibadah shalat melaksanakan ibadah puasa ada yang bersifat wajib yaitu dikerjakan pada bulan Ramadhan dan ada pula yang bersifat sunnah.
    Dalam hadits shahih riwayat no 4153 menyebutkan bahwa puasa Ramadhan didahulukan daripada zakat.  بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ إِيمَانٍ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالصَّلَاةِ الْخَمْسِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ. [رواه البخاري] Artinya: “Islam dibangun atas lima: beriman kepada Allah dan rasul-Nya (syahadatain), mendirikan shalat, puasa Ramadhan, membayar zakat dan berhaji ke Baitullah.” (HR. al-Bukhari)

    4. Menunaikan zakat
    Rukun Islam yang keempat adalah menunaikan zakat. Seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub r.a. Rasululla bersabda: “Sembahyanglah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan sambunglah silaturahim.'” (HR Bukhari dan Muslim).
    Seperti ibadah shalat dan puasa zakat juga wajib ditunaikan oleh umat muslim sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam ajaran Islam, zakat dibedakan menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.

    5. Ibadah Haji
    Rukun Islam yang kelima adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Perintah menunaikan ibadah haji adalah sebagaimana telah tercantum dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran, Ayat 97 sebagai berikut:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِين

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”