Penjelasan Quran Mengenai 7 Tahap Penciptaan Manusia

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah menjadikan manusia dari setetes air mani (Nutfah) kemudian berkembang menjadi makhluk sempurna. Asal-usul manusia itu adalah sesuatu yang tidak ada artinya, tetapi kemudian dalam waktu ke waktu manusia bertumbuh besar dengan berbagai macam potensinya. Potensi itu jangan sampai membawa manusia ke dalam sifat sombong dan ingkar, melainkan harus menanamkan rasa bersyukur dan patuh kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan dalam Al-Quran tahapan penciptaan manusia agar manusia dapat menyadari hakikatnya. Allah berfirman: وَقَدۡ خَلَقَكُمۡ اَطۡوَارًا Artinya: “Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian).” (QS Nuh Ayat 14). Lantas bagaimana tahapan penciptaan manusia itu jika dijelaskan secara ilmiah, yuk kita simak penjelasannya dibawah ini.

1. Saripati Tanah

Manusia terlihat wujudnya sehingga belum bisa disebut sebagai apa-apa. Penjelasan tentang “saripati tanah” dijelaskan dalam Surat Al-Hijr Ayat 26, 28, dan 33. Menurut para saintis, kata hama’ (lumpur hitam) pada Surat Al-Hijr Ayat 26 mengisyaratkan akan terlibatnya molekul air (H2O) dalam proses terbentuknya molekul-molekul pendukung proses kehidupan. Seperti diketahui air adalah media bagi terjadinya suatu proses reaksi kimiawi/biokimiawi untuk membentuk suatu molekul baru.

2. Nutfah (Air Mani)

Ketika semua saripati tanah masuk ke dalam tubuh kita, kemudian digunakan oleh tubuh sebagai bahan baku awal dalam proses metabolisme pembentukan nutfah dalam sel-sel reproduksi. Nutfah diterjemahkan sebagai air mani atau setetes mani. Pengertian harfiahnya adalah tetes atau bagian kecil dari fluida (cairan kental, konsentrat).

Dalam Quran Surat Al-Insan Ayat 2, bahwa hanya setetes mani (satu sperma) yang bercampur (membuahi) ovarium. Ini sangat bersesuaian dengan ilmu embryology. Nutfah disebut pula sebagai air yang hina (ma’in mahin, Al-Mursalat: 20) atau air yang terpancar (ma’in dafiq, Ath-Thariq: 6).


  1. ‘Alaqah

    ‘Alaqah merupakan bentuk perkembangan pra-embrionik, yang terjadi setelah pencampuran sel mani (sperma) dan sel telur. Moore dan Azzindani (1982) menjelaskan, bahwa ‘Alaqah dalam Bahasa Arab berarti lintah (leech) atau suatu suspensi (suspended thing) atau segumpal darah (a clot of blood).

    Lintah merupakan binatang tingkat rendah, berbentuk seperti buah pir, dan hidup dengan cara menghisap darah. Jadi ‘alaqah merupakan tingkatan (stadium) embrionik yang berbentuk seperti buah pir, dimana sistem kardiovaskuler (sistem pembuluh-jantung) sudah mulai tampak, dan hidupnya tergantung dari darah ibunya, mirip dengan lintah. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan pra-embrionik ‘alaqah ini diambil keluar (digugurkan), memang tampak seperti segumpal darah (a blood clot like).

    4. Tingkatan Mudghah

    Secara umum, mudghah diterjemahkan sebagai ‘segumpal daging’. Jika ‘Alaqah yang terbentuk sekitar 24-25 hari setelah pembuahan, maka mudghah berkembang pada hari ke 26-27, dan berakhir sebelum hari ke-42. Cepatnya perubahan dari ‘Alaqah ke Mudghah terlihat dalam penggunaan kata “fa” pada Surah Al-Mu’minun ayat 23. Dalam bahasa Arab, kata fa menunjukkan rangkaian perubahan yang cepat.

    Pada Surah Al-Hajj ayat 5 dijelaskan “…Kemudian dari segumpal daging (mudghah) yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim…”

    5. Pembentukan Tulang (Idzam)

    Setelah tingkat pembentuk Mudghah akan terjadi proses pembentukan tulang. Ini sangat bersesuaian sekali dengan embryology modern dewasa ini. Dari hadits Hudzaifah bin Usaid sesuai yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya.”

    6. Pembungkus Daging (Kisa Al-‘Idzam Bil-Lahm)

    Setelah sel-sel tulang terbentuk, maka proses selanjutnya adalah proses sel-sel daging yang membungkus tulang. Dalam proses ini dimulai pada akhir minggu ketujuh dan berlangsung hingga minggu kedelapan.

7. Pembentukan Manusia (‘Insya)

Fase pembentukan manusia ini berjalan lebih cepat dibanding proses-proses sebelumnya. Organ-organ tubuh seperti badan, bentuk kepala, dan organ-organ lain mulai berkembang dan bekerja sesuai fungsinya. Maka terciptalah seorang bayi yang siap untuk lahir ke muka bumi melalui rahim ibunya.

Demikianlah penjelasan tahapan penciptaan manusia yang dijelaskan dalam Al-Quran diperkuat dengan penjelasan ilmiahnya, mudah-mudahan ini menjadi pengingat untuk kita lebih mentafakuri setiap kejadian yang ada di dunia ini tidak hanya kebetulan semata, akan tetapi ada andil dari Sang Maha Pencipta, Barakallah fiikum.

Baca artikel kebaikan lainnya di sini
Dukung Indonesia Beramal Sholeh sekarang!

Leave a Comment